Identifikasi Morfologi Reproduksi Dan Perkembangan Bryophyta Pada Lumut Daun (Octoblepharum albidum) di Kawasan Kampus Satu UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Siti Riyani; Sofi Intan Nurhidayah; Sri Muna Rahayu Putri Pratama; Virna Fianarita Rahmawati; Ipa Nurlatipah

doi:10.62951/mikroba.v2i1.197

Authors

Siti Riyani Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Sofi Intan Nurhidayah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Sri Muna Rahayu Putri Pratama Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Virna Fianarita Rahmawati Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Ipa Nurlatipah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

DOI:

https://doi.org/10.62951/mikroba.v2i1.197

Keywords:

Bryophyta, Octoblepharum albidum, reproduction, development, ecosystem

Abstract

This research aims to identify the reproduction and development of Bryophyta, especially the moss Octoblepharum albidum. Moss is a group of lower plants that play an important role in ecosystems, especially in humid areas such as tropical rainforests. The method used in this research includes observing the morphology and reproduction of moss using a stereo microscope to observe sporangium and spores. The results showed that Octoblepharum albidum has a lance-shaped leaf morphology, pale green in color, and has a thick texture. There are four brown sporangium, each containing more than 200 spores. This research reveals the importance of Bryophyta in maintaining ecosystem balance and as environmental indicators, as well as providing insight into the factors that influence the growth and development of moss in different habitats.

References

Azwad, R., Tavita, G. E., & Prayogo, H. (2020). Jenis-jenis lumut (Bryophyta) di hutan sekunder Desa Sepandan Kecamatan Batang Lupar Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Hutan Lestari, 8(2), 230–238.

Bawaihaty, N., Istomo, & Hilwan. (2014). Keanekaragaman dan peran ekologi Bryophyta di hutan Sesaot Lombok, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Silvikultur Tropika, 5(1), 13–17.

Efri, R. (2016). Lichen: Karakteristik anatomis dan reproduksi vegetatifnya. Jurnal Pena Sains, 3(1), 44–53.

Endang, T., Jumiati, J., & Pramesthi, I. A. D. (2020). Inventarisasi jenis-jenis lumut (Bryophyta) di daerah aliran sungai Kabura-Burana Kecamatan Batauga Kabupaten Buton Selatan. Jurnal Biologi Tropis, 20(2), 161–172.

Febrianti, G. N. (2015). Identifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta) di lingkungan Universitas Jember serta pemanfaatannya sebagai buku nonteks. Universitas Negeri Jember.

Fitria, R., Kamal, S., & Eriawati. (2018). Keanekaragaman lumut (Bryophyta) pada berbagai substrat di kawasan Sungai Pucok Krueng Raba Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 460–466.

Hernandez, R., Kluge, J., Ah-Peng, C., & Juana, M. G. M. (2019). Natural and human-impacted diversity of bryophytes along an elevational gradient on an oceanic island (La Palma, Canarias). PLoS ONE, 14(4), e0213823.

Husain, Z., Pikoli, S. W., Salam, N., Uno, W. D., & Kumaji, S. S. (2022). Morphological variations of mosses (Bryophyta) di area kampus Bone Bolango Universitas Negeri Gorontalo. In The, 1(2), 72–80.

Kasiani, B., Afriyansyah, L., Juairiah, & Windadri, F. I. (2019). Keanekaragaman dan rekaman baru jenis lumut di Pulau Sumatra. Jurnal Floribunda, 6(3), 85–92.

Kumar, A. (2020). Recent advances in thallophyte research. Journal Mycosphere, 11(1), 1–10.

Lukitasari, M. (2018). Mengenal tumbuhan lumut (Bryophyta): Deskripsi, klasifikasi, potensi, dan cara mempelajarinya. Jawa Timur: CV. AE Media Grafik.

Nadhifah, A., Zakiyyah, K., & Noviady, I. (2017). Keanekaragaman lumut epifit pada marga Cupressus di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Jurnal Pros Sem Nas Biodiv Indo, 3(3), 396–400.

Nurdiana. (2021). Taksonomi tumbuhan tinggi. Mataram: Sanabil.

Pasaribu, N. (2013). Studi pendahuluan lumut di Lau Kawar, Kabupaten Karo. Prosiding Semirata, 1(1), 193–198.

Raihan, C. (2018). Keanekaragaman tumbuhan lumut (Bryophyta) di Air Terjun Peucari Bueng Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar sebagai referensi praktikum mata kuliah botani tumbuhan rendah. FMIPA Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.

Simamora, J. M., Hikmat, A., & Zuhud, E. A. M. (2017). Pengaruh faktor biotik dan fisik lingkungan terhadap jumlah individu Rafflesia meijerii di Taman Nasional Batang Gadis. Media Konservasi, 22(1), 35–41.

Suharti, R. (2013). Keanekaragaman lumut sejati di Taman Nasional Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

USDA, NRCS. (2006). The PLANTS Database, Version 5.1.1. National Data Center, Baton Rouge, LA. http://plants.usda.gov/

Waldi, R. (2017). Inventarisasi lumut di kawasan perkebunan karet PTPN 7 Desa Sabah Balau, Kabupaten Lampung Selatan. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Wiadril, A. P., Yulse Viza, R., & Zuhri, R. (2018). Identifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta) di sekitar air terjun Sigerincing Dusun Tuo, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin. Biocolony: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains, 1(2), 1–6.

Windadri, F. I. (2014). Lumut sejati di kawasan Cagar Alam Gunung Papandayan Garut, Jawa Barat. Berita Biologi, 13(3), 315.

Windahayati, A. A., Arbain, S., & Syamsuardi. (2014). Studi mikromorfologi kapsul dan spora serta implikasinya terhadap pengelompokkan lumut Pogonatum P. Beauv (Polytrichaceae). Jurnal Biologi Universitas Andalas, 3(1), 81–86.

Zahara, M. (2019). Jenis-jenis tumbuhan lumut (Bryophyta) di Stasiun Penelitian Soraya Kawasan Ekosistem Leuser sebagai referensi mata kuliah botani tumbuhan rendah. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

Zhang, W., et al. (2019). Thallophyte diversity and its ecological significance. Plant Diversity, 41(1), 1–12.